Diperuntukkan bagi teman-teman yang masih belum yakin dalam menentukan jalan hidupnya. Sebuah pidato memikat dari Steve Jobs (pendiri Apple dan Pixar) dalam program Wisuda Uiversitas Stanford angkatan 2005.
Saya merasa terhormat bersama kalian hari ini dalam program wisuda salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah diwisuda. Sejujurnya saya katakan, ketika ini merupakan saat-saat terdekat saya pada sebuah program wisuda. Hari ini saya ingin menceritakan kepada kalian 3 kisah pendek hidup saya. Hanya itu. Biasa-biasa saja. Hanya 3 cerita.
Cerita pertama perihal Penghubungan momen-momen.
Saya drop out dari Reed College sehabis enam bulan pertama, tetapi saya tetap berada di lingkugan kampus selama kurang lebih 18 bulan sebelum saya benar-benar memutuskan untuk berhenti. Mengapa saya dropout?
Ini dimulai sebelum saya lahir. Ibu kandung saya yaitu seorang mahasiswi muda sebuah perguruan tinggi tinggi yang hamil di luar nikah dan beliau memutuskan saya untuk diadopsi. Dia mempunyai keinginan yang berpengaruh bahwa saya harus diadopsi oleh pasangan lulusan sebuah universitas, jadi segala sesuatunya sudah disiapkan dari awal bahwa saya akan diadopsi semenjak lahir oleh seorang pengacara dan istrinya. Selain itu, ketika saya dilahirkan mereka memutuskan bahwa mereka sangat menginginkan seorang bayi perempuan di menit-menit terakhir. Sehingga orangtua angkat saya, yang menunggu giliran, menerima telepon di tengah malam: “Kami mempunyai seorang bayi lelaki yang tidak diharapkan, apakah kau menginginkannya?” Mereka menjawab: “tentu!”. Ibu kandung saya kemudian mengetahui bahwa ibu saya tidak pernah lulus kuliah dan ayah saya tidak lulus SMA. Dia kemudian menolak untuk menandatangani perjanjian adopsi. Meskipun, balasannya hatinya luluh ketika orangtua saya berjanji bahwa saya akan kuliah suatu hari nanti.
17 tahun kemudian, saya memang benar-benar kuliah. Waktu itu saya yang masih naif, menentukan perguruan tinggi tinggi yang biaya pendidikannya hampir sama dengan Stanford, sehingga seluruh tabungan yang dimiliki oleh orang renta saya habis untuk membiayai kuliah saya. Setelah enam bulan, saya tidak melihat bahwa hal ini sebegitu bernilainya. Sama sekali saya tidak tau apa yang bahwasanya ingin saya lakukan dalam hidup dan tidak tahu apakah kuliah akan menolong saya untuk menjawab itu semua. Di lain pihak, saya menghabiskan seluruh uang yang orang renta saya tabung sepanjang hidup mereka. Sehingga saya memutuskan untuk keluar dan mencoba untuk menguatkan diri bahwa apa yang saya lakukan tidak salah. Cukup angker waktu itu, tetapi jikalau saya mengenang kembali, itu yaitu salah satu keputusan terbaik yang pernah saya buat. Saat saya memutuskan untuk keluar, saya sanggup berhenti mengambil kelas-kelas yang tidak menarik perhatian saya,dan hanya menghadiri kelas yang benar-benar menarik.
Akan tetapi, tidak lah semuanya romantis. Saya tidak tinggal di asrama, sehingga harus tidur di lantai teman-teman saya. Saya mengembalikan botol Cola untuk ditukar dengan 5 sen yang akan saya gunakan untuk membeli makanan, dan saya akan berjalan sejauh 7 mil (+/- 10km) menuju kota lain setiap ahad malam untuk memperoleh masakan yang baik di candi Hare Krishna. Saya sangat menyukainya. Kejadian-kejadian di mana saya menemui sandungan untuk mengikuti apa kata hati saya menjadi sesuatu yang tidak sanggup dinilai dengan uang nantinya. Saya berikan satu contoh:
Saat itu, Reed College memperlihatkan kuliah kaligrafi yang mungkin merupakan yang terbaik di negara ini. Di sepanjang kampus tiap poster dan label yang dibentuk sangatlah indah. Oleh alasannya saya drop out dan tidak mengikuti kelas normal, saya memutuskan untuk mengambil kelas kaligrafi untuk mencar ilmu bagaimana membuat itu semua. Saya mencar ilmu perihal tipe-tipe serif dan san serif, variasi jumlah spasi yang diharapkan di antara kombinasi-kombinasi abjad yang berbeda, dan juga perihal apa yang membuat tipografi sangat megah. Itu semua sangatlah indah, bersejarah, dan artistik di mana science tidak sanggup menangkap itu semua, dan saya kira itu semua sangatlah menakjubkan.
Tidak satu pun dari ini semua mempunyai setidaknya keinginan untuk menjadi sesuatu yang berkhasiat bagi hidup saya. Akan tetapi sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendesain komputer Macintosh pertama, semuanya menyerupai tiba kembali kepada saya. Dan saya mendesain semuanya ke dalam Mac. Komputer itu merupakan komputer pertama yang didesain dengan tipografi yang indah. Jika saya tidak pernah mengambil kuliah itu sewaktu di kampus, Mac tidak akan mungkin mempunyai bermacam-macam tipe abjad atau spasi huruf-huruf yang proporsional. Dan semenjak Windows mengkopi Mac, tampaknya tidak ada PC yang mempunyai hak milik itu semua. Jika saya tidak pernah drop out, saya tidakakan pernah mengikuti kuliah kaligrafi dan PC mungkin tidak akan pernah mempunyai tipografi yang indah. Tentu saja sangatlah tidak mungkin untuk menghubungkan semua momen-momen di masa depan ketika saya masih di kampus. Tetapi sangat, sangat terperinci ketika saya menghubungkannya sepuluh tahun kemudian.
Lagi-lagi anda tidak akan pernah sanggup menghubungkan momen-momen itu ke depan, anda hanya sanggup menghubungkan itu semua dengan melihat ke belakang. Anda harus percaya kepada sesuatu – keberanian anda, takdir, hidup-mati, karma, apapun itu. Pendekatan ini tidak pernah membuat saya menyerah, akan tetapi membuat seluruh perubahan dalam hidup saya.
Cerita kedua perihal cinta dan kehilangan.
Saya beruntung bahwa saya mengetahui apa yang ingin saya lakukan semenjak awal. Woz dan saya memulai Apple di garasi rumah saya ketika saya berumur 20 tahun. Kami berdua bekerja keras dan dalam sepuluh tahun Apple berkembang dari hanya dua orang dalam sebuah garasi menjadiperusahaan bernilai $2 milyar dengan lebih dari 4000 pekerja. Kami gres merilis ciptaan terbaik kami – Macintosh – setahun sebelumnya, di mana ketika itu saya gres berusia 30 tahun. Akan tetapi kemudian saya dipecat. Bagaimana mungkin anda dipecat oleh perusahaan yang dibangun oleh anda sendiri? Well, dengan berkembangnya Apple kau mempekerjakan orang-orang yang saya pikir sangat berbakat untuk menjalankan perusahaan dengan saya, dan untuk tahun-tahun pertama semuanya berjalan dengan sangat baik. Akan tetapi visi kami perihal masa depan menjadi berbeda dan kadang kala ini semua menjatuhkan kami. Sehingga balasannya Dewan Direktur memutuskan berpihak kepadanya. Sehingga ketika berusia 30 saya dipecat dan isu ini terpublikasi ke khalayak ramai. Apa yang menjadi fokus hidup saya hilang, dan itu semua sangatlah menghancurkan saya.
Saya benar-benar tidak mengetahui apa yang harus saya lakukan untuk beberapa bulan. Saya merasa bahwa saya telah membiarkan generasi pengusahasebelumnya runtuh. Saya bertemu dan meminta maaf kepada David Packard dan Bob Noyce. Kesalahan saya sudah diketahui oleh publik, sehingga melarikan diri dari valley pun tidak ada artinya. Kemudian, saya pun tersadar akan sesuatu: saya masih cinta apa yang saya lakukan. Peralihan yang terjadi di Apple tidak mempengaruhi fatwa tersebut. Saya memang dipecat, tetapi saya masih menyayangi bidang ini. Maka saya pun memutuskan untuk memulainya kembali.
Di kemudian hari, saya mencicipi bahwa pemecatan saya oleh Apple merupakan hal terbaik yang pernah terjadi dalam hidup saya. Beban untuk menjadi sukses digantikan oleh langkah yang ringan sebagai seorang pemula lagi, sedikit keyakinan terhadap segala sesuatu. Hal tersebut membuat saya memasuki salah satu periode paling kreatif dalam hidup saya.
Dalam lima tahun selanjutnya, saya memulai sebuah perusahaan yang diberi nama NeXT dan Pixar, dan saya pun jatuh cinta kepada seorang perempuan yang mempesona yang kemudianmenjadi istri saya. Pixar kemudian memulai untuk membuat film animasi komputer pertama, Toy Story, dan kini menjadi studio animasi film terbaik di dunia. Kemudian terjadi peralihan yang luar biasa, Apple membeli NeXT, saya kembali ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung teknologi Apple ketika ini. Dan Laurene dan saya mempunyai sebuah keluarga yang bahagia.
Saya yakin semua tidak akan pernah terjadi jikalau saya tidak dipecat oleh Apple. Ini merupakan obat mujarab yang sangat pahit, tapi setiap pasien membutuhkannya, saya pikir. Kadang-kadang kehidupan menghancurkan anda dengan amat kejam. Jangan hilang kepercayaan. Saya yakin bahwa satu hal yang sanggup membuat saya bertahan yaitu bahwa saya menyayangi apa yang saya lakukan. Kita harus mencari apa yang bahwasanya kita cintai. Dan yaitu benar bahwa pekerjaan kita yaitu kekasih kita. Pekerjaan kita akan mengisi sebagian besar hidup kita. Dan satu-satunya jalan untuk sanggup mencapai kepuasansejati yaitu melaksanakan apa yang kau yakini yaitu kerja yang hebat. Dan satu-satunya jalan melaksanakan kerja yang andal yaitu menyayangi apa yang kau lakukan. Jika kita belum menemukannya, carilah! Jangan diam! Karena ini semua berafiliasi dengan hati, kita akan mengetahuinya ketika kita menemukannya. Dan menyerupai sebuah korelasi yang hebat, hal itu akan menjadi lebih baik dan lebih baik dengan bergulirnya waktu. Jadi, tetaplah mencarinya hingga kalian menemukannya. Jangan diam!
Cerita ketiga saya yaitu perihal kematian.
Ketika saya berumur 17 tahun, saya membaca sebuah moto: “Jika kita hidup setiap hari menyerupai hari terakhir bagi kita, kita akan membuat sesuatu yang benar-benar besar akhirnya.” Moto tersebut sangatlah mengesankan saya, dan semenjak itu, selama hampir 33 tahun, saya bercermin setiap pagi dan bertanya kepada diri saya sendiri: “Jika hari ini yaitu hari terakhir saya, apakah saya akan melaksanakan apa yang seharusnya sayalakukan?” Dan ketika jawabannya “tidak”, saya tau bahwa ada sesuatu yang harus saya rubah.
Mengingat bahwa saya akan segera mati yaitu alat yang sangat penting dalam membantu membuat pilihan-pilihan besar dalam hidup saya. Oleh alasannya hampir segalanya– harapan, status, ketakutan, rasa malu, atau gagal-semuanya akan sirna ketika kita menghadapi kematian. Dan hanya meninggalkan apa yang benar-benar penting. Mengingat bahwa anda akan segera mati yaitu jalan terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan fatwa bahwa anda mempunyai sesuatu yang harus anda lepaskan. Kita semua sudah telanjang. Tidak ada alasan anda tidak mengikuti apa kata hati anda.
Sekitar setahun lalu, saya didiagnosa mengidap kanker. Saya dipindai pada jam 7.30 pagi, dan hasilnya memperlihatkan dengan terperinci ada segumpal tumor pada pankreas saya. Saya bahkan tidak mengetahui apa itu pankreas. Dokter menyampaikan bahwa ini merupakan jenis kanker yang hampir tidak dapatdisembuhkan, dan keinginan hidup saya tidak lebih dari tiga hingga enam bulan lagi. Dokter saya menyarankan saya untuk beristirahat di rumah dan melaksanakan hal-hal yang sangat saya inginkan, di mana ini merupakan sebuah instruksi darinya untuk mempersiapkan kematian. Ini berarti saya harus mencoba untuk menceritakan kepada anak-anakmu apa yang kau pikirkan dalam 10 tahun ke depan hanya dalam beberapa bulan. Ini berarti bahwa saya harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik sehingga segalanya menjadi lebih gampang bagi keluarga saya. Ini berarti saya harus mengucapkan perpisahan.
Saya hidup dengan diagnosis tersebut sepanjang hari. Sampai pada suatu senja saya melaksanakan biopsi, di mana mereka memasukkan sebuah endoskop ke tenggorokan, melewati perut, dan memasukkannya ke usus besar saya. Kemudian dokter akan memasukkan jarum ke pankreas saya dan mengambil beberapa sel kanker dari tumornya. Saya sudah ikhlas, akan tetapi istri saya yang mendampingi saya, menyampaikan bahwaketika mereka mengamati sel-sel itu dengan mikroskop para dokter terharu mengetahui bahwa kanker tersebut berubah ke dalam bentuk kanker pankreas yang sangat jarang dan itu semua sanggup disembuhkan dengan operasi bedah. Saya kemudian dibedah dan balasannya saya baik-baik saja sekarang.
Waktu-waktu itu merupakan waktu yang paling bersahabat bagi saya menghadapi kematian, dan saya harapkan dalam beberapa dekade ke depan. Menghadapi itu semua, saya sanggup menyampaikan kepada kalian dengan sedikit lebih yakin waktu kematian merupakan sebuah konsep intelektual yang berkhasiat dan murni:
Tidak ada seorang pun yang ingin mati. Bahkan orang yang menginginkan masuk nirwana pun tidak ingin mati untuk mendapatkannya. Namun kematian merupakan sebuan tujuan yang kita semua miliki. Tidak ada seorang pun yang sanggup lolos darinya. Dan memang demikian adanya, alasannya kematian merupakan inovasi terhebat dalam kehidupan. Ia merupakan distributor pengubah kehidupan. Ia akan menyingkarkan yang tuauntuk membuka jalan bagi yang lebih muda. Sekarang ini masih gres bagi kalian, tetapi suatu hari tidak usang dari sekarang, kalian akan menjadi renta dan akan tersingkir. Maafkan jikalau terlalu didramatisasi, tapi ini benar adanya.
Waktu kita sangat terbatas, jadi jangan buang itu percuma untuk hidup orang lain. Jangan terperangkap dengan kepercayaan hidup dengan hasil fatwa orang lain. Jangan biarkan suara-suara orang lain yang akan meredam bunyi hati kita sendiri. Dan yang terpenting, mempunyai keberanian untuk mengikuti hati dan intuisi anda. Entah bagaimana caranya, mereka telah mengetahui apa yang benar-benar kalian ingin lakukan. Selain itu semua hanyalah pelengkap.
Ketika saya masih muda, terdapat sebuah publikasi yang sangat mengagumkan yang berjulukan The Whole Earth Catalog, yang menyerupai mirip sebuah kitab suci dalam generasi saya. Publikasi ini diciptakan oleh seorang mahasiswa berjulukan Stewart Brand di Menlo Park, tidak jauh dari sini, dan dan diamembawanya ke dalam kehidupan dengan sentuhan puitisnya. Ini semua terjadi pada final tahun 1960-an, sebelum PC dipublikasikan, sehingga itu semua dibentuk oleh juru tik, gunting, dan kamera polaroid. Ini semua menyerupai Google dalam bentuk kertas, 35 tahun sebelum Google lahir; Itu semua sangatlah idealistis, dan dibanjiri dengan alat-alat dan fatwa yang hebat.
Stewart dan timnya mempublikasikan beberapa issue dalam The Whole Earth Catalog, dan ketika dimulai kursus perihal itu, mereka mempublikasikan Final Issue. Itu terjadi pada pertengahan 70-an, ketika saya seusia kalian. Pada sampul belakang dari Final Issue mereka terdapat foto sebuah jalan di pedesaan pada waktu pagi hari, yang mungkin akan membuat kita berpikir untuk menjelajahinya jikalau kita berjiwa petualang. Di bawahnya terdapat kata-kata: “Stay Hungry.Stay Foolish.” Kata-kata tersebut merupakan pesan terakhir mereka sebelum mereka lulus. Stay Hungry. Stay Foolish. Dan saya selalu mengingatkannya kepada diri saya. Dan sekarang, dengan kelulusan kalian semua, saya mengharapakannya kepada kalian semua.
Stay Hungry. Stay Foolish.
Saya merasa terhormat bersama kalian hari ini dalam program wisuda salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah diwisuda. Sejujurnya saya katakan, ketika ini merupakan saat-saat terdekat saya pada sebuah program wisuda. Hari ini saya ingin menceritakan kepada kalian 3 kisah pendek hidup saya. Hanya itu. Biasa-biasa saja. Hanya 3 cerita.
Cerita pertama perihal Penghubungan momen-momen.
Saya drop out dari Reed College sehabis enam bulan pertama, tetapi saya tetap berada di lingkugan kampus selama kurang lebih 18 bulan sebelum saya benar-benar memutuskan untuk berhenti. Mengapa saya dropout?
Ini dimulai sebelum saya lahir. Ibu kandung saya yaitu seorang mahasiswi muda sebuah perguruan tinggi tinggi yang hamil di luar nikah dan beliau memutuskan saya untuk diadopsi. Dia mempunyai keinginan yang berpengaruh bahwa saya harus diadopsi oleh pasangan lulusan sebuah universitas, jadi segala sesuatunya sudah disiapkan dari awal bahwa saya akan diadopsi semenjak lahir oleh seorang pengacara dan istrinya. Selain itu, ketika saya dilahirkan mereka memutuskan bahwa mereka sangat menginginkan seorang bayi perempuan di menit-menit terakhir. Sehingga orangtua angkat saya, yang menunggu giliran, menerima telepon di tengah malam: “Kami mempunyai seorang bayi lelaki yang tidak diharapkan, apakah kau menginginkannya?” Mereka menjawab: “tentu!”. Ibu kandung saya kemudian mengetahui bahwa ibu saya tidak pernah lulus kuliah dan ayah saya tidak lulus SMA. Dia kemudian menolak untuk menandatangani perjanjian adopsi. Meskipun, balasannya hatinya luluh ketika orangtua saya berjanji bahwa saya akan kuliah suatu hari nanti.
17 tahun kemudian, saya memang benar-benar kuliah. Waktu itu saya yang masih naif, menentukan perguruan tinggi tinggi yang biaya pendidikannya hampir sama dengan Stanford, sehingga seluruh tabungan yang dimiliki oleh orang renta saya habis untuk membiayai kuliah saya. Setelah enam bulan, saya tidak melihat bahwa hal ini sebegitu bernilainya. Sama sekali saya tidak tau apa yang bahwasanya ingin saya lakukan dalam hidup dan tidak tahu apakah kuliah akan menolong saya untuk menjawab itu semua. Di lain pihak, saya menghabiskan seluruh uang yang orang renta saya tabung sepanjang hidup mereka. Sehingga saya memutuskan untuk keluar dan mencoba untuk menguatkan diri bahwa apa yang saya lakukan tidak salah. Cukup angker waktu itu, tetapi jikalau saya mengenang kembali, itu yaitu salah satu keputusan terbaik yang pernah saya buat. Saat saya memutuskan untuk keluar, saya sanggup berhenti mengambil kelas-kelas yang tidak menarik perhatian saya,dan hanya menghadiri kelas yang benar-benar menarik.
Akan tetapi, tidak lah semuanya romantis. Saya tidak tinggal di asrama, sehingga harus tidur di lantai teman-teman saya. Saya mengembalikan botol Cola untuk ditukar dengan 5 sen yang akan saya gunakan untuk membeli makanan, dan saya akan berjalan sejauh 7 mil (+/- 10km) menuju kota lain setiap ahad malam untuk memperoleh masakan yang baik di candi Hare Krishna. Saya sangat menyukainya. Kejadian-kejadian di mana saya menemui sandungan untuk mengikuti apa kata hati saya menjadi sesuatu yang tidak sanggup dinilai dengan uang nantinya. Saya berikan satu contoh:
Saat itu, Reed College memperlihatkan kuliah kaligrafi yang mungkin merupakan yang terbaik di negara ini. Di sepanjang kampus tiap poster dan label yang dibentuk sangatlah indah. Oleh alasannya saya drop out dan tidak mengikuti kelas normal, saya memutuskan untuk mengambil kelas kaligrafi untuk mencar ilmu bagaimana membuat itu semua. Saya mencar ilmu perihal tipe-tipe serif dan san serif, variasi jumlah spasi yang diharapkan di antara kombinasi-kombinasi abjad yang berbeda, dan juga perihal apa yang membuat tipografi sangat megah. Itu semua sangatlah indah, bersejarah, dan artistik di mana science tidak sanggup menangkap itu semua, dan saya kira itu semua sangatlah menakjubkan.
Tidak satu pun dari ini semua mempunyai setidaknya keinginan untuk menjadi sesuatu yang berkhasiat bagi hidup saya. Akan tetapi sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendesain komputer Macintosh pertama, semuanya menyerupai tiba kembali kepada saya. Dan saya mendesain semuanya ke dalam Mac. Komputer itu merupakan komputer pertama yang didesain dengan tipografi yang indah. Jika saya tidak pernah mengambil kuliah itu sewaktu di kampus, Mac tidak akan mungkin mempunyai bermacam-macam tipe abjad atau spasi huruf-huruf yang proporsional. Dan semenjak Windows mengkopi Mac, tampaknya tidak ada PC yang mempunyai hak milik itu semua. Jika saya tidak pernah drop out, saya tidakakan pernah mengikuti kuliah kaligrafi dan PC mungkin tidak akan pernah mempunyai tipografi yang indah. Tentu saja sangatlah tidak mungkin untuk menghubungkan semua momen-momen di masa depan ketika saya masih di kampus. Tetapi sangat, sangat terperinci ketika saya menghubungkannya sepuluh tahun kemudian.
Lagi-lagi anda tidak akan pernah sanggup menghubungkan momen-momen itu ke depan, anda hanya sanggup menghubungkan itu semua dengan melihat ke belakang. Anda harus percaya kepada sesuatu – keberanian anda, takdir, hidup-mati, karma, apapun itu. Pendekatan ini tidak pernah membuat saya menyerah, akan tetapi membuat seluruh perubahan dalam hidup saya.
Cerita kedua perihal cinta dan kehilangan.
Saya beruntung bahwa saya mengetahui apa yang ingin saya lakukan semenjak awal. Woz dan saya memulai Apple di garasi rumah saya ketika saya berumur 20 tahun. Kami berdua bekerja keras dan dalam sepuluh tahun Apple berkembang dari hanya dua orang dalam sebuah garasi menjadiperusahaan bernilai $2 milyar dengan lebih dari 4000 pekerja. Kami gres merilis ciptaan terbaik kami – Macintosh – setahun sebelumnya, di mana ketika itu saya gres berusia 30 tahun. Akan tetapi kemudian saya dipecat. Bagaimana mungkin anda dipecat oleh perusahaan yang dibangun oleh anda sendiri? Well, dengan berkembangnya Apple kau mempekerjakan orang-orang yang saya pikir sangat berbakat untuk menjalankan perusahaan dengan saya, dan untuk tahun-tahun pertama semuanya berjalan dengan sangat baik. Akan tetapi visi kami perihal masa depan menjadi berbeda dan kadang kala ini semua menjatuhkan kami. Sehingga balasannya Dewan Direktur memutuskan berpihak kepadanya. Sehingga ketika berusia 30 saya dipecat dan isu ini terpublikasi ke khalayak ramai. Apa yang menjadi fokus hidup saya hilang, dan itu semua sangatlah menghancurkan saya.
Saya benar-benar tidak mengetahui apa yang harus saya lakukan untuk beberapa bulan. Saya merasa bahwa saya telah membiarkan generasi pengusahasebelumnya runtuh. Saya bertemu dan meminta maaf kepada David Packard dan Bob Noyce. Kesalahan saya sudah diketahui oleh publik, sehingga melarikan diri dari valley pun tidak ada artinya. Kemudian, saya pun tersadar akan sesuatu: saya masih cinta apa yang saya lakukan. Peralihan yang terjadi di Apple tidak mempengaruhi fatwa tersebut. Saya memang dipecat, tetapi saya masih menyayangi bidang ini. Maka saya pun memutuskan untuk memulainya kembali.
Di kemudian hari, saya mencicipi bahwa pemecatan saya oleh Apple merupakan hal terbaik yang pernah terjadi dalam hidup saya. Beban untuk menjadi sukses digantikan oleh langkah yang ringan sebagai seorang pemula lagi, sedikit keyakinan terhadap segala sesuatu. Hal tersebut membuat saya memasuki salah satu periode paling kreatif dalam hidup saya.
Dalam lima tahun selanjutnya, saya memulai sebuah perusahaan yang diberi nama NeXT dan Pixar, dan saya pun jatuh cinta kepada seorang perempuan yang mempesona yang kemudianmenjadi istri saya. Pixar kemudian memulai untuk membuat film animasi komputer pertama, Toy Story, dan kini menjadi studio animasi film terbaik di dunia. Kemudian terjadi peralihan yang luar biasa, Apple membeli NeXT, saya kembali ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung teknologi Apple ketika ini. Dan Laurene dan saya mempunyai sebuah keluarga yang bahagia.
Saya yakin semua tidak akan pernah terjadi jikalau saya tidak dipecat oleh Apple. Ini merupakan obat mujarab yang sangat pahit, tapi setiap pasien membutuhkannya, saya pikir. Kadang-kadang kehidupan menghancurkan anda dengan amat kejam. Jangan hilang kepercayaan. Saya yakin bahwa satu hal yang sanggup membuat saya bertahan yaitu bahwa saya menyayangi apa yang saya lakukan. Kita harus mencari apa yang bahwasanya kita cintai. Dan yaitu benar bahwa pekerjaan kita yaitu kekasih kita. Pekerjaan kita akan mengisi sebagian besar hidup kita. Dan satu-satunya jalan untuk sanggup mencapai kepuasansejati yaitu melaksanakan apa yang kau yakini yaitu kerja yang hebat. Dan satu-satunya jalan melaksanakan kerja yang andal yaitu menyayangi apa yang kau lakukan. Jika kita belum menemukannya, carilah! Jangan diam! Karena ini semua berafiliasi dengan hati, kita akan mengetahuinya ketika kita menemukannya. Dan menyerupai sebuah korelasi yang hebat, hal itu akan menjadi lebih baik dan lebih baik dengan bergulirnya waktu. Jadi, tetaplah mencarinya hingga kalian menemukannya. Jangan diam!
Cerita ketiga saya yaitu perihal kematian.
Ketika saya berumur 17 tahun, saya membaca sebuah moto: “Jika kita hidup setiap hari menyerupai hari terakhir bagi kita, kita akan membuat sesuatu yang benar-benar besar akhirnya.” Moto tersebut sangatlah mengesankan saya, dan semenjak itu, selama hampir 33 tahun, saya bercermin setiap pagi dan bertanya kepada diri saya sendiri: “Jika hari ini yaitu hari terakhir saya, apakah saya akan melaksanakan apa yang seharusnya sayalakukan?” Dan ketika jawabannya “tidak”, saya tau bahwa ada sesuatu yang harus saya rubah.
Mengingat bahwa saya akan segera mati yaitu alat yang sangat penting dalam membantu membuat pilihan-pilihan besar dalam hidup saya. Oleh alasannya hampir segalanya– harapan, status, ketakutan, rasa malu, atau gagal-semuanya akan sirna ketika kita menghadapi kematian. Dan hanya meninggalkan apa yang benar-benar penting. Mengingat bahwa anda akan segera mati yaitu jalan terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan fatwa bahwa anda mempunyai sesuatu yang harus anda lepaskan. Kita semua sudah telanjang. Tidak ada alasan anda tidak mengikuti apa kata hati anda.
Sekitar setahun lalu, saya didiagnosa mengidap kanker. Saya dipindai pada jam 7.30 pagi, dan hasilnya memperlihatkan dengan terperinci ada segumpal tumor pada pankreas saya. Saya bahkan tidak mengetahui apa itu pankreas. Dokter menyampaikan bahwa ini merupakan jenis kanker yang hampir tidak dapatdisembuhkan, dan keinginan hidup saya tidak lebih dari tiga hingga enam bulan lagi. Dokter saya menyarankan saya untuk beristirahat di rumah dan melaksanakan hal-hal yang sangat saya inginkan, di mana ini merupakan sebuah instruksi darinya untuk mempersiapkan kematian. Ini berarti saya harus mencoba untuk menceritakan kepada anak-anakmu apa yang kau pikirkan dalam 10 tahun ke depan hanya dalam beberapa bulan. Ini berarti bahwa saya harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik sehingga segalanya menjadi lebih gampang bagi keluarga saya. Ini berarti saya harus mengucapkan perpisahan.
Saya hidup dengan diagnosis tersebut sepanjang hari. Sampai pada suatu senja saya melaksanakan biopsi, di mana mereka memasukkan sebuah endoskop ke tenggorokan, melewati perut, dan memasukkannya ke usus besar saya. Kemudian dokter akan memasukkan jarum ke pankreas saya dan mengambil beberapa sel kanker dari tumornya. Saya sudah ikhlas, akan tetapi istri saya yang mendampingi saya, menyampaikan bahwaketika mereka mengamati sel-sel itu dengan mikroskop para dokter terharu mengetahui bahwa kanker tersebut berubah ke dalam bentuk kanker pankreas yang sangat jarang dan itu semua sanggup disembuhkan dengan operasi bedah. Saya kemudian dibedah dan balasannya saya baik-baik saja sekarang.
Waktu-waktu itu merupakan waktu yang paling bersahabat bagi saya menghadapi kematian, dan saya harapkan dalam beberapa dekade ke depan. Menghadapi itu semua, saya sanggup menyampaikan kepada kalian dengan sedikit lebih yakin waktu kematian merupakan sebuah konsep intelektual yang berkhasiat dan murni:
Tidak ada seorang pun yang ingin mati. Bahkan orang yang menginginkan masuk nirwana pun tidak ingin mati untuk mendapatkannya. Namun kematian merupakan sebuan tujuan yang kita semua miliki. Tidak ada seorang pun yang sanggup lolos darinya. Dan memang demikian adanya, alasannya kematian merupakan inovasi terhebat dalam kehidupan. Ia merupakan distributor pengubah kehidupan. Ia akan menyingkarkan yang tuauntuk membuka jalan bagi yang lebih muda. Sekarang ini masih gres bagi kalian, tetapi suatu hari tidak usang dari sekarang, kalian akan menjadi renta dan akan tersingkir. Maafkan jikalau terlalu didramatisasi, tapi ini benar adanya.
Waktu kita sangat terbatas, jadi jangan buang itu percuma untuk hidup orang lain. Jangan terperangkap dengan kepercayaan hidup dengan hasil fatwa orang lain. Jangan biarkan suara-suara orang lain yang akan meredam bunyi hati kita sendiri. Dan yang terpenting, mempunyai keberanian untuk mengikuti hati dan intuisi anda. Entah bagaimana caranya, mereka telah mengetahui apa yang benar-benar kalian ingin lakukan. Selain itu semua hanyalah pelengkap.
Ketika saya masih muda, terdapat sebuah publikasi yang sangat mengagumkan yang berjulukan The Whole Earth Catalog, yang menyerupai mirip sebuah kitab suci dalam generasi saya. Publikasi ini diciptakan oleh seorang mahasiswa berjulukan Stewart Brand di Menlo Park, tidak jauh dari sini, dan dan diamembawanya ke dalam kehidupan dengan sentuhan puitisnya. Ini semua terjadi pada final tahun 1960-an, sebelum PC dipublikasikan, sehingga itu semua dibentuk oleh juru tik, gunting, dan kamera polaroid. Ini semua menyerupai Google dalam bentuk kertas, 35 tahun sebelum Google lahir; Itu semua sangatlah idealistis, dan dibanjiri dengan alat-alat dan fatwa yang hebat.
Stewart dan timnya mempublikasikan beberapa issue dalam The Whole Earth Catalog, dan ketika dimulai kursus perihal itu, mereka mempublikasikan Final Issue. Itu terjadi pada pertengahan 70-an, ketika saya seusia kalian. Pada sampul belakang dari Final Issue mereka terdapat foto sebuah jalan di pedesaan pada waktu pagi hari, yang mungkin akan membuat kita berpikir untuk menjelajahinya jikalau kita berjiwa petualang. Di bawahnya terdapat kata-kata: “Stay Hungry.Stay Foolish.” Kata-kata tersebut merupakan pesan terakhir mereka sebelum mereka lulus. Stay Hungry. Stay Foolish. Dan saya selalu mengingatkannya kepada diri saya. Dan sekarang, dengan kelulusan kalian semua, saya mengharapakannya kepada kalian semua.
Stay Hungry. Stay Foolish.
Advertisement